Ketika seorang anak ditanya “Mengapa kamu kok rajin
sekali belajarnya, Nak?”. Atas pertanyaan yang demikian, beragam jawaban akan mereka
lontarkan, seperti ; “Saya rajin belajar supaya pandai, supaya naik kelas, supaya
lulus ujian, supaya gampang mencari kerja, atau supaya bisa melanjutkan ke Perguruan
Tinggi Negeri”.
Ragam jawaban seperti tersebut diatas merupakan jawaban
yang sangat logis. Bisa dipastikan, sebagian pelajar akan menjawab dengan
jawaban-jawaban yang tidak jauh dari itu. Namun, tahukah Anda bahwa kegiatan
belajar, seperti membaca buku, menghafalkan, berlatih mengerjakan soal-soal,
diskusi, dan lain-lain, ternyata memiliki kandungan prinsip yang sangat dalam?.
Kandungan prinsip yang kelak akan sangat berguna bagi kehidupan Anda di masa
depan, masa yang penuh dengan kesuksesan dan kebahagiaan.
Sebelum mambaca tulisan ini lebih lanjut, mari kita renungi
sebuah cerita nyata berikut : Cerita ini bermula dari hasil observasi saya, ketika
saya melakukan acara bali ndeso beberapa waktu yang lalu dan
mengunjungi beberapa teman sekolah saya dulu. Saya menjumpai beberapa teman
yang saat ini memiliki profesi yang beragam ; ada yang berprofesi sebagai abang
becak, ada yang sebagai pemulung, tukang potong rambut, dan ada yang menjadi pedagang
kecil-kecilan. Jelasnya, nasib mereka berada pada posisi yang kurang
menguntungkan. Mereka hidup dalam keterbatasan dan himpitan ekonomi.
Puluhan tahun yang lalu saya ingat betul apa yang mereka
lakukan ketika mereka bersekolah. Mereka jarang sekali belajar. Berangkat
sekolah semata-mata hanya sebagai kesibukan saja, asal berangkat, dan bertemu
dengan teman-temannya, bersenda gurau. Di benaknya nyaris tidak ada gairah
untuk menimba ilmu.
Lantas, apa hubungan antara cerita nyata diatas dengan
prinsip yang terkandung dalam kegiatan belajar? Anda mungkin sudah mengenal Hukum
Kekekalan Energi bukan? Dalam Hukum Kekekalan Energi (HKE) dinyatakan bahwa energi
yang dikeluarkan oleh sebuah benda itu tidak akan hilang, tetapi akan berubah
dalam ujud yang lain.
Berdasarkan prinsip alam, ternyata Hukum Kekekalan
Energi (HKE) berlaku juga terhadap kehidupan manusia, terhadap upaya yang
dilakukan oleh manusia. Bahwa energi yang dikeluarkan oleh seseorang ternyata
tidak akan sia-sia, melainkan akan kembali dalam bentuk yang lain. Disinyalir,
bahwa yang dimaksud dengan bentuk yang lain antara lain berupa kesuksesan hidup
di kemudian hari.
Seorang siswa yang jauh-jauh hari sudah menerapkan
prinsip Hukum Kekekalan Energi (HKE), yakni sudah melakukan belajar giat,
berarti dia sudah mengeluarkan energi sejak dimulainya belajar giat, apakah
mulai kelas III SD atau mungkin sejak kelas V SD. Energi yang telah dia
keluarkan sejak kelas III SD atau mungkin sejak kelas V SD, selanjutnya
merupakan Tabungan Energi (TE). Seorang siswa yang sampai dengan kelas IX SMP
belum juga mau belajar giat berarti dia belum memiliki Tabungan Energi (TE).
Contoh yang dialami oleh teman-teman saya sebagaimana
yang saya ilustrasikan diatas adalah
contoh dari sebagian kecil orang-orang yang nyaris tidak memiliki Tabungan
Energi (TE). Besar kecilnya Tabungan Energi (TE) yang dimiliki seseorang akan
berpengaruh pada besar kecilnya Hasil Usaha Tabungan (HUT). Dalam realitas
kehidupan, orang-orang yang sukses pastilah orang yang pada awalnya memiliki Tabungan
Energi (TE) yang banyak. Sudahkah Anda memiliki TE yang banyak?
Buat anak-anakku dimanapun kalian berada, silahkan
direnungkan, “Sudah berapa besarkah Tabungan Energi yang kalian miliki?”. Untuk
menjawab pertanyaan ini kalian sendirilah yang lebih tahu. Segeralah
singsingkan lengan bajumu, langkahkan kakimu menapaki lorong-lorong panjang
berliku menuju gerbang masa depan. Jadikan dirimu sebagai sosok yang bisa
membanggakan orang tua dan andalan Indonesia. Milikilah Tabungan
Energi yang banyak demi kehidupan kalian di masa depan. Bukankah kalian ingin
menjadi orang yang sukses? Tidak ada yang menjawab tidak kan? Nah, mulailah belajar yang giat sekarang
juga. Salam “Long life education”.