DAPATKAN BUKU "MENYIAPKAN KESUKSESAN ANAK ANDA" DI GRAMEDIA BOOKSTORE DI SELURUH INDONESIA

Jumat, 29 Juli 2011

MELEJITKAN KARIR


Oleh: Supandi

Di dalam lingkungan pergaulan Anda, terutama di lingkungan kerja, Anda sering dihadapkan pada sebuah perbuatan amoral yang dilakukan oleh pimpinan Anda. Kondisi tersebut biasanya akan memancing reaksi para bawahanya, termasuk diri Anda. Hasrat moral pada akhirnya akan memacu emosi Anda untuk melakukan komplain terhadap kenyataan yang ada, karena bertentangan dengan suara hati Anda.

Contoh yang paling popular adalah perilaku seorang pimpinan yang cenderung mudah mengikuti arus sistem yang bobrok, seperti tindakan korupsi berjamaah. Kekuatan sistem yang ada sering memicu sang pemimpin mengorbankan idealisme dan ketahanan keimanan yang dimilikinya. Runtuhnya idealisme seorang pimpinan mendorongnya tergelincir dalam arus tindak penyelewengan.

Sebagai sesama manusia, Anda merasa tidak tega jika tetap membiarkan perilaku pemimpin tersebut. Anda terpanggil untuk memberi peringatan kepada dia agar tidak terjerumus dalam tindakan yang tidak terpuji dan merugikan pihak lain.

Diakui atau tidak, Anda sebenarnya mengetahui dengan jelas tindak penyelewengan yang dilakukan oleh pimpinan Anda tersebut. Dengan demikian, ketika panggilan moral mengusik hati Anda untuk berbuat baik, maka Anda memberanikan diri untuk melakukan reaksi yang bersifat mengingatkan kepada pimpinn Anda. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan bentuk kasih sayang Anda kepada dia.

Anda tidak salah dengan reaksi Anda, asalkan dilakukan dengan cara yang santun, atas dasar kasih sayang, serta ketulusan hati. Tindakan Anda didasarkan pada sebuah pemahaman bahwa seandainya Anda tidak mengigatkan, dikhawatirkan Tuhan sendiri yang akan mengingatkannya. Bila ini terjadi, maka tidak ada seorangpun yang mampu menghadapi peringatan dari Tuhan. Banyak potret yang terjadi di masyarakat, yakni bentuk-bentuk peringatan dari Tuhan yang sangat mengerikan, yang pada akhirnya berakibat pada kondisi kehidupan seseorang yang unhappy ending (berakhir dengan kehidupan yang tidak bahagia).

Namun realita yang terjadi, bentuk peringatan yang Anda berikan, sering beresiko pada terancamnya karir Anda. Anda akan ‘dikucilkan’ oleh pimpinan Anda, bahkan akan dihambat karir Anda karena Anda dianggap telah mengusik kenyamanan sang bos. Selanjutnya, Anda akan dihadapkan pada kondisi karir yang statis, tidak berkembang, dan mandul. Prinsip human ralation, bahwa diantara sesama manusia harus amar ma’ruf nahi munkar ternyata pupus oleh ambisi kotor sang pimpinan.

Potensi diri yang Anda miliki juga sulit untuk dikembangkan. Mengapa demikian? Karena celah menuju eksplorasi potensi diri menjadi sangat sempit. Bisa terjadi, di dalam diri Anda akan muncul sebuah perasaan sakit hati.

Orang adalah apa yang dia pikirkan. Jika Anda selalu berpikir positif, maka impuls-impuls positif akan selalu memacu adrenalin Anda untuk melakukan tindakan-tindakan yang positif. Kaitannya dengan perasaan sakit hati yang berkecamuk di hati Anda, saya menyarankan kepada Anda untuk bisa mensikapinya dengan cara melakukan kompensasi yang cerdas. Anda harus bisa membimbing hati Anda untuk bersikap positif dalam memperlakukan emosi dendam Anda. Caranya adalah dengan mencari peluang yang terbuka lebar. Peluang yang dimaksud adalah keadaan dan kesempatan yang bisa Anda bidik sebagai sarana untuk mengembangkan kompetensi yang Anda miliki.

Jalan hidup manusia adalah seribu jalan. Demikian bila diibaratkan. Demikian pula, celah untuk mengembangkan karir akan selalu ada. Jika Anda mampu mengambil dan memanfaatkan celah tersebut, maka sangat mungkin bahwa Anda akan menjadi manusia yang survival (tetap eksis) dengan kreatifitas Anda. Anda akan bangkit dari sisi yang lain. Andapun akan menjadi figur karismatik yang bangkit dari tabir yang sebelumnya tidak diperkirakan oleh orang lain.

Contoh berikut barangkali bisa memperkuat argumentasi di atas.

Seorang guru yang terhambat karirnya, dia bisa melakukan manuver jitu untuk melejitkan karirnya. Dia bisa mengambil peluang melalui moment yang rupanya sering dijadikan momok oleh para guru. Moment yang dimaksud adalah ‘menulis’. Sementara guru yang lain menganggap bahwa ‘menulis’ merupakan kemustahilan, justru dia mampu membuktikan bahwa menulis bagi dia adalah sebuah keniscayaan. Jika langkah ini dia ambil, maka tak hayal lagi, dia akan tampil menjadi seorang guru yang menyandang predikat the unique (berbeda dengan guru yang lain), atau the first (yang pertama), atau bahkan dia akan menjadi the best (guru terbaik). Karirnya akan berkibar, melambai-lambai laksana lambaian tangan seorang juara.

Akhirnya saya ucapkan salam sukses, dan Good luck, and never give up (selamat bekerja, dan jangan pernah menyerah).

*) Supandi. Guru SMP Negeri 2 Binangun Kabupaten Cilacap, Pengurus Agupena Kab. Cilacap, Pengurus ISPI Kab. Cilacap, Ketua MGMP Bahasa Inggris Kab. Cilacap, Alumni Writer Schoolen Angkatan 16. Phone: 081391274742, Email: supandi_mm@yahoo.com

callme
Hendaknya pikiran Anda selalu terbuka terhadap perubahan. Siapa yang tidak mau berubah maka akan tertinggal oleh perubahan yang bergerak lebih cepat.

Kamis, 28 Juli 2011

CARA CERDAS MELAKUKAN PENYIMPANGAN



Oleh : SUPANDI, S.Pd, MM.

“Pak …” sapa seseorang kepada saya di ruang guru. Spontan saya menoleh ke asal suara panggilan tersebut.
“Anda memanggil saya” jawab saya.
“Iya pak. Bapak masih ingat saya? Tanyanya.

Sambil menjabat tangannya, saya perhatikan wajah si tamu tersebut. Sekilas nampak asing. Tetapi setelah saya perhatikan dengan saksama wajahnya, seketika saya teringat dan yakin bahwa saya pernah melihatnya beberapa tahun yang silam.

Dari pengakuannya, benar bahwa dia adalah salah seorang siswa saya sepuluh tahun yang lalu. Obrolan panjangpun terjadi di antara kami. Ada kebanggaan yang saya rasakan setelah dia menceritakan tentang kesuksesannya. Hidup saya terasa bermakna setelah saya mengetahui bahwa dia sekarang sudah menjadi seorang pejabat teras di Departemen Luar Negeri. Seorang siswa yang ketika masa sekolahnya nampak biasa-biasa saja, kini telah menjadi seorang pejabat yang sukses.

Dari obrolannya saya juga bisa menikmati alur pembicaraan yang begitu mengalir, padat, dan bermakna. Seakan saya sedang ngobrol dengan orang yang jauh di atas saya tingkat intelektualitasnya. Hampir-hampir tidak menyadari bahwa dia adalah murid saya. Berwibawa, banyak pengalamannya, rapi, dan bersih. Sungguh tidak disangka bahwa seorang anak yang pada saat menjadi siswa termasuk anak yang pendiam ternyata menyimpan sebuah misteri. Diam-diam menghanyutkan, karena ada visi pribadi didalam pikirannya.

Kesempatan ngobrol yang cukup lama, terasa sangat singkat. Yang demikian itu dapat Anda rasakan jika Anda berkesempatan ngobrol dengan orang-orang sukses, orang-orang bijak, ataupun para intelek.
Ada satu konsep tentang kesuksesan yang bisa saya ambil dari prinsip hidup yang diaplikasikan dalam langkah hidup dia selama ini. Konsep tersebut dikemas dalam sebuah slogan yang sarat dengan makna. Bunyi slogan tersebut berbunyi “be the unique” (Jadilah orang yang berbeda). Menjadi orang yang berbeda merupakan sebuah urgensi. Mengapa demikian? Karena sebagian besar orang berpikir apa adanya. Artinya mereka menjalankan kehidupan ini sebagaimana adanya, bebas dari tirani prinsip, visi, dan misi yang jelas.

Orang dengan tipe apa adanya memiliki konsekuensi mudah hanyut ke dalam konformitas. Konformitas adalah perilaku seseorang yang cenderung sama atau seragam dengan perilaku kelompoknya. Ketika sebagian anggota kelompok memiliki kebiasaan berperilaku positif, maka akan sangat bermanfaat bagi seseorang. Dalam skala yang luas, konformitas saya maknai sebagai bentuk komunitas manusia dengan jangkauan wilayah yang tidak terbatas. Dari beberapa survey yang dilakukan oleh para pakar menunjukkan bahwa sebagian besar orang berpikir dan bersikap seadanya. No action think only.

Perbedaan individual dalam konformitas dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok non conformist dan kelompok conformist. Kelompok non conformist dalam mensikapi fenomena yang berlaku dalam kelompoknya lebih independent. Sedangkan kelompok conformist menerima norma yang berlaku di kelompoknya apa adanya. Mereka memiliki need for affiliation yang besar.

Seseorang dengan tipe conformist memiliki keengganan untuk menghindar dari konformitas. Mereka takut jika harus membelot dari kelompoknya. Dengan entengnya mereka masuk kedalam dan mengekor perilaku yang dilakukan oleh orang-orang yang ada didalam, tidak peduli apakah itu perilaku positif atau perilaku negatif. Alasannya cukup sederhana, yaitu khawatir jika dia dianggap melakukan penyimpangan dari kebiasaan yang sudah ada.

Menjadi the unique (berbeda dengan orang lain) merupakan sesuatu yang urgen. Dengan menjadi orang yang memiliki tipe the unique, maka Anda akan memiliki visi pribadi yang handal. Sikap ini merupakan cara yang cerdas untuk melakukan penyimpangan dari konformitas ketika mereka membiasakan diri dengan perilaku yang kontradiktif dengan suara hati dan panggilan jiwa.

Sebagai penutup, saya mohon maaf kepada Anda, pembaca yang budiman, atas ilustrasi yang saya gambarkan diatas tentang murid saya, karena cerita tentang murid saya diatas semata-mata hanya obsesi saya belaka. Obsesi untuk memiliki murid yang memliki paradigma the unique. Murid yang memiliki cakrawala pandang berbeda dengan sebagian besar teman-temannya. Ketika teman-temannya belum memiliki konsep diri yang jelas, dia mampu tampil dengan visi pribadi yang terarah. Dia mampu mengumpulkan energi positif, tekun menghadapi kesulitan, dan tampil sebagai pribadi yang berprestasi. Dia mampu membangun konsep masa depan yang jelas.

MEMBANGUN KEPRIBADIAN MELALUI "INTERNAL SHIFT CONTROL"


Oleh SUPANDI, S.Pd, MM.

“Barangsiapa bersyukur kepadaKu maka akan Aku tambah nikmatnya,

dan barangsiapa ingkar maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.”

(QS. Ibrahim : 7 )

Kompetisi dalam meraih sebuah cita-cita sering kali diwarnai dengan adanya persaingan yang sungguh ketat. Hal ini terjadi hampir di semua moment penting. Seorang siswa lulusan SMA pada tahun pelajaran 2008/2009 yang hendak mengambil jurusan kedokteran UGM, dia harus bersaing dengan sekitar 120 siswa. Karena, dari hampir 12.000 pendaftar hanya tersedia kursi sebanyak 100 kursi. Pada awalnya, oleh sebagian masyarakat profesi guru dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang kurang menjanjikan. Namun, dewasa ini profesi guru menjadi sebuah ajang kompetisi yang cukup ketat..

Hampir semua orang mengakui dahsyatnya sebuah upaya spiritual dalam rangka mewujudkan cita-citanya. Sebuah energi tanpa batas mereka hadirkan ke dalam relung hati seseorang. Energi tanpa batas mereka hadirkan melalui rangkaian doa dan usaha maksimal dengan keyakinan penuh.

Banyak orang dan barangkali termasuk diri Anda sudah bisa merasakan jawaban dari Tuhan atas upaya dan doa yang telah mereka lakukan. Jawaban dari Tuhan yang dimaksud adalah terkabulnya cita-cita yang didambakannya.

Ada dua keuntungan yang bisa diambil dari serangkaian upaya spiritual pascadikabulkannya doa. Pertama, perasaan puji syukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah Dia berikan yang tentunya sangat berharga bagi kehidupan jangka panjang. Kedua, semakin menebalnya keyakinan akan keberadaan Tuhan dengan sifat-sifat-Nya. Dua di antara 99 sifat Tuhan YME (Asmaul Khusna) adalah Ar-rahman dan Ar-rahim (Mahapengasih dan Mahapenyayang).

Efek dari terkabulnya suatu doa sangat mungkin akan berimbas pada semakin tebalnya keimanan seseorang. Tak dapat dimungkiri bahwa tidak ada kekuatan hakiki yang bisa manusia dapatkan kecuali yang datangnya dari Tuhan. Kalaupun ada, itu hanya bersiafat semu. Sehingga, ketika Anda berhasil menggabungkan antara usaha dengan doa secara integrated maka perpaduan antara kedua unsur tersebut akan membentuk sebuah kekuatan super mind. Dengan super mind (pikiran super) manusia bisa melakukan apapun sesuai dengan positive thinking (pikiran positif), seperti keinginan kita, meraih cita-cita kita, menjadi lebih baik dan lebih bahagia (Wuryanano: 2006).

Yang menjadi bahan renungan selanjutnya adalah, “Sudahkah kita menyadari bahwa kondisi nyaman berupa nikmatnya iman akan senantiasa berjalan mulus bahkan meningkat?” Sudah bisakah kita mempertahankan kedekatan dengan Tuhan sebagaimana yang sudah kita bangun selama ini? Realitas yang kita jumpai dalam kehidupan ini tidaklah demikian adanya. Stabilitas keimanan seseorang sering kali digoncang oleh berbagai cobaan, ujian atau iming-iming.

Banyak orang gagal mempertahankan stabilitas keimanan pascatercapaianya keinginan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Satu di antara faktor yang paling popular dan sering menghiasi media massa adalah korupsi. Tentunya Anda dan saya tidak menginginkan hal ini terjadi pada diri ini. Jalinan cinta kasih dengan Sang Khalik jangan sampai pudar diterpa oleh embusan negative thinking (pikiran negative). Bukankah kita tidak mau dijauhi oleh Tuhan? Ingat syair lagu Tuhan milik Bimbo “Aku jauh Engkau jauh, aku dekat Engaku dekat. Hati adalah cermin, tempat pahala dan dosa berpadu”.

Secara implisit, Erbe Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas mengingatkan kepada kita akan adanya pergeseran posisi pandang di dalam diri seseorang (internal shift) terkait dengan kondisi keimanan seseorang. Kondisi keimanan seseorang ataupun siapa pun orangnya dalam perjalanannya akan mengalami pergeseran. Dalam bahasa yang lebih ekstrim dapat dikatakan bahwa kondisi keimanan seseorang akan mengalami pasang surut bak air laut.

Sebagai orang bijak tentunya Anda minimal akan mempertahankan posisi seperti pada saat Anda berdoa untuk memohon agar cita-citanya tercapai. Bahkan, lebih beruntung lagi jika internal shif Anda meningkat. Jika hal ini terjadi berarti Anda telah berhasil membangun sebuah kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik diawali dari prinsip yang kuat. Anda pun akan menjadi manusia yang kuat. Amin ya Rabbal’alamiin.

Rabu, 27 Juli 2011

DUA TUNA NETRA YANG BERBAHAGIA


Oleh : SUPANDI, S.Pd.MM.

Mengamati hiruk pikuk kehidupan manusia seringkali menimbulkan inspirasi tentang makna hidup yang sesungguhnya dan pelajaran berharga tentang arti sebuah kehidupan. Bahwa makna hidup yang sebenarnya dapat Anda raih ketika Anda bisa memberi sesuatu yang barmanfaat bagi orang lain dan berefek pada terciptanya kebahagiaan bagi orang lain maupun diri sendiri. Tidak harus berupa materi, akan tetapi juga bisa berupa senyuman, ilmu pengetahuan, pertolongan, kasih sayang, ketulusan, dan lain-lain.

Dalam perjalanan naik kereta api ke Jakarta, sengaja saya singgah di rumah seorang sahabat di Bekasi. Beliau adalah teman satu profesi yang kebetulan ditempatkan bekerja di Bekasi. Saya berjalan mondar mandir di pintu keluar stasiun Bekasi, menunggu jemputan dari sahabat saya yang tidak kunjung datang. Panas sang Surya menambah perasaan gundah.

Di antara sekian banyak anak manusia dengan berbagai maksud dan tujuan masing-masing, saya melihat seorang tuna netra berjalan tertatih-tatih menuju pintu keluar stasiun. Tongkat yang ada ditangannya sesekali menyentuh orang-orang yang berada di sekitarnya. Wajahnya terlihat hitam mengkilat terkena peluh di pipinya. Di tempat yang cukup strategis akhirnya dia memutuskan untuk duduk menadahkan rejeki yang ditebarkan oleh Tuhan lewat tangan-tangan para dermawan yang lewat di depannya. Setelah beberapa saat wajahnya terlihat gelisah karena belum ada seorangpun yang memberinya uang.

Dari lorong ratusan manusia yang lalu lalang berjalan keluar masuk stasiun, satu lagi seorang yang membawa tongkat berjalan tertatih-tatih. Dia berjalan pelan menyusuri sela-sela lalu lalang manusia. Tongkat di tangannya juga beberapa kali menyentuh orang-orang di sekitarnya. Saat posisi dia mendekati si tuna netra yang dari tadi duduk sambil menadahkan tangan, tongkatnya juga menyentuhnya. Kali ini sentuhannya agak keras dan cukup megagetkan si tuna netra yang duduk. Dengan gerakan reflek tongkat tersebut diraihnya erat-erat. Namun seketika disadari bahwa dia pastilah temannya.

“Had, bagaimana? Ramai ngga?”
“Wah sepi dun.” Demikian sepenggal percakapan yang saya dengar dari mereka.

Saya tidak merasa penting untuk menangkap pembicaraan mereka lebih jauh. Ada satu pembelajaran yang bermanfaat bagi saya yaitu makna akan sebuah persahabatan atau persaudaraan. Saya menangkap ada rona kebahagiaan dari wajah mereka. Saya yakin Anda juga pernah mengalami hal yang relatif sama. Bertemu dengan seorang sahabat, dalam situasi tertentu dimana Anda dan sahabat Anda saling bisa merasakan kebahagiaan dari pertemuan tadi.

Momen-momen yang serupa dengan fenomena diatas sebenarnya seringkali memberi pelajaran berharga tentang hakekat kebahagiaan sejati. Kita hendaknya pandai memetik makna dari momen diatas. Dalam pandangan ilmu psikologi, kebahagiaan hidup sejati adalah kesejahteraan jiwa atau kesejahteraan psikis (psikological well-being) yang dapat diterima oleh semua orang. Artinya, memiliki kesejahteraan jiwa yang dapat digambarkan dengan seberapa positif seseorang menghayati dan menjalani fungsi-fungsi psikologisnya dalam hidup, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, serta bagaimana seseorang bisa memberikan makna bagi orang lain. Untuk bisa memperoleh poin-poin di atas tentunya dapat dilakukan dengan membangun persahabatan dengan orang lain. Menghormati, menghargai, dan menganggap penting orang lain.

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Sejelek-jelek manusia adalah manusia yang keberadaannya di dunia seperti tidak ada. (***)

Selasa, 26 Juli 2011

MENGAPA ORANG YANG BERILMU RENDAH HATI?


Oleh : SUPANDI, S.Pd, MM.
Penulis Buku "Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda" Gramedia Publisher

Rendah hati merupakan sikap yang memandang diri dan orang lain masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Ketika melihat dirinya, maka dia akan merasa bahwa dirinya masih perlu belajar dan belajar. Mereka berkeyakinan bahwa semakin banyak belajar maka disana sini segera ditemukan berbagai kekurangan yang ada dalam dirinya.

Dengan demikian, mereka tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa mereka tidak perlu banyak belajar. Plato, seorang filsuf berkebangsaan Yunani mengatakan bahwa “Kebohongan yang paling buruk adalah membohongi diri sendiri bahwa dirinya tidak perlu belajar.” Pernyataan Plato mengindikasikan adanya begitu luasnya ilmu pengetahuan yang ditebarkan oleh Tuhan ke dunia. Dari sekian banyak ilmu yang telah diturunkan oleh Tuhan baru sebagian kecil saja yang berhasil dikuasai oleh manusia. Manusia harus senantiasa mencari dan terus mencari walupun tidak mungkin semua ilmu dari Tuhan bisa dikuasai oleh manusia. Sudah ada semacam “porsi” tertentu.

Dengan adanya porsi tersebut maka fenomena yang ada dapat kita jumpai seseorang yang unggul di bidang tertentu, tetapi dia lemah di bidang lain. Seorang guru memiliki keunggulan dalam hal didaktik metodik, mahir dalam hal membimbing siswa untuk belajar, tetapi dia kurang di bidang perbengkelan. Seorang entrepreanur mahir dalam bisnis, tetapi dia tidak begitu menguasai bidang kinestetik. Orang tidak mungkin mampu menguasai ke delapan kecerdasan sekaligus, yakni kecerdasan linguistik, kecerdasan matematika, kecerdasan visual/spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan intuisi. Seseorang bisa saja memiliki lebih dari satu kecerdasan tetapi tidak sampai menjangkau ke semua kecerdasan.

Hal inilah yang sering membedakan antara orang yang banyak ilmu dengan orang yang ilmunya pas-pasan. Kesadaran yang demikian yang sering kali mendorong orang yang berilmu untuk bersikap rendah hati. Dalam Bahasa Inggris, rendah hati sama dengan low profile. Sedangkan dalam agama Islam, rendah hati dikenal dengan istilah tawadu’.

Thomas Alfa Eddison mensinyalir adanya tiga kelompok manusia berkaitan dengan keilmuan seseorang. Di antara ketiga kelompok itu adalah: Kelompok orang yang tidak mau berpikir (sebanyak 85 persen), kelompok orang yang merasa bahwa dirinya telah berpikir (sebanyak 10 persen), dan kelompok orang yang mau berpikir (sebanyak 5 persen).

Anda barangkali sudah bisa menduga, termasuk ke dalam kelompok yang mana ketika Anda menjumpai ada orang yang “berjalan dengan kesombongan”? Iya, saya pun sependapat dengan Anda bahwa orang yang sombong sangat mungkin didominasi oleh mereka yang termasuk dalam kategori kelompok orang yang 10 persen, yaitu yang merasa bahwa dirinya sudah belajar, sudah merasa tahu segalanya, orang lain tidak tahu apa-apa, pikirnya.

Hal ini berbeda dengan orang yang berilmu (ilmuwan). Ketika memandang orang lain, maka dengan ilmu yang dia miliki, dia berkeyakinan bahwa orang lain pada hakikatnya memiliki kelebihan, kecerdasan tertentu, maupun potensi diri yang luar biasa. Orang yang berilmu juga memiliki keyakinan bahwa manusia adalah human relation, sehingga menyadari benar bahwa dia tidak bisa hidup sendiri. Dia menyadari betul bahwa pada hakikatnya dalam mendapatkan kesuksesannya dia membutuhkan kehadiran orang lain. Bahkan, tidak hanya ketika hidup saja, tetapi juga ketika mati diapun membutuhkan orang lain untuk mengurus jasadnya. Orang yang berilmu juga tahu bahwa untuk menjadi orang yang baik maka hidupnya harus bermanfaat bagi orang lain. Dari pemahaman yang demikian, saya percaya bahwa Anda akan dapat menemukan banyaknya orang berilmu yang memiliki sikap rendah hati.

Rendah hati tidak akan menurunkan prestise seseorang, tidak akan menurunkan wibawa maupun harga diri seseorang. Saya sangat terkesan dengan salah seorang pejabat di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional Jawa Tengah di Semarang. Dia adalah Kepala LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu pendidikan) Jawa Tengah, Makhali M.M.. Kesan itu saya tangkap saat pembukaan dan penutupan ToT (Training of Trainer) Guru Pemandu MGMP.

Pada acara sambutan peserta ToT, sebagaimana adat orang Timur, maka salah seorang rekan dari peserta ToT akan menyampaikan sambutannya, sebagaimana biasa terlebih dahulu memberikan penghormatan kepada Kepala LPMP. Pada saat memberikan penghormatan itu dengan menganggukkan kepala, apa yang dia lakukan? Ternyata anggukan kepala dari rekan saya tersebut sudah didahului oleh Kepala LPMP dengan mendahului berdiri dan mendahului menganggukkan kepala sembari mempersilakan dia menuju podium. Tak ada sedikit pun tersirat rasa tinggi hati. Tetapi, sebaliknya penuh dengan sikap rendah hati. Terpancar dari aura wajahnya seakan menyiratkan bahwa hanya Tuhan yang berhak untuk sombong. Manusia hanya sosok mahluk yang tingkat kemuliannya masih berupa teka-teki. Di samping itu sikap ngewongke orang lain juga terlihat sangat jelas.

Akhirnya, Anda dipersilahkan untuk komplain atas tulisan ini. Karena, memang tulisan ini tidak memiliki akuntabilitas keilmuan yang tinggi. Tulisan ini hanya merupakan apresiasi saja terhadap sebuah sikap rendah hati dari seorang ilmuan. Ada satu aspek yang tidak disinggung dalam argumentasi ini yaitu aspek “watak bawaan” sehingga minim dengan kebenaran. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini, tentunya ada saja orang yang berilmu tetapi tinggi hati, ada juga orang biasa tetapi memiliki sikap rendah hati. Demikian pula ada orang yang berilmu tapi rendah hati, ada pula orang biasa yang tinggi hati.

Sabtu, 23 Juli 2011

TERNYATA UNTUK MERAIH CITA-CITA ITU ADA JALURNYA


Oleh : SUPANDI, S.Pd, MM.

Penulis buku “Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda”

Tulisan ini terilhami dari seorang keponakan laki-laki saya yang kesehariannya menurut saya tergolong anak yang macho dan sedikit urakan. Namun penilaian ini ternyata kurang toleran. Mengapa? Sebab ketika pada suatu hari secara tidak sengaja saya menanyakan apa kriteria wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya kelak? ternyata dia menjawab “sosok wanita yang seperti ibu”.

Saya sedikit merasa heran atas jawabannya dia. Saya tidak menduga bahwa jawabannya demikian. Temperamen yang dia miliki ternyata hanya kulitnya saja. Sosok pribadi yang sedikit urakan dan maunya menang sendiri ternyata semu belaka. Ini kontradiksi dengan kelembutan hatinya. Demikian juga kontradiksi dengan sikapnya yang penuh taat, berbakti dan melindungi ibunya.

Deskripsi diatas bila saya hubungkan dengan apa yang dialaminya sekarang ternyata terdapat sebuah hubungan sebab akibat. Secara singkat dapat saya informasikan bahwa sekarang ini keponakan saya baru saja diterima bekerja di KPPU di Jakarta. Tentu tidak segampang membalikkan telapak tangan untuk bisa bekerja disana mengingat persaingan yang begitu ketat. Ada satu pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari apa yang telah dilakukan ibunya. Sebuah rentetan aktivitas spiritual yang telah dilakukan sang ibu secara intens siang dan malam.

Apabila moment ini dicermati maka bisa dikatakan bahwa dalam menuju ke arah cita-citanya itu sebenarnya dia telah melalui dua jalur sekaligus dalam mencapai keberhasilannya, yaitu jalur “ridlo orang tua” dan “jalur ridlo Allah Swt”. Kedua jalur ini merupakan satu garis vertikal yaitu manakala orang tua ridlo maka Allah Swt akan merekomendasi. Ridlo orang tua pada akhirnya akan bermuara pada ridlo Allah Swt. Ridlo orang tua akan menghadirkan sebuah kekuatan dan kualitas doa. Disadari atau tidak bahwa sebenarnya kedua jalur ini sesungguhnya telah mengantarkannya meraih keberhasilannya disamping kemampuan yang dia miliki tentunya. Tidak ada kekuatan hakiki lain yang bisa menandingi kedua kekuatan diatas.

Bagaimana Menghadirkan Ridla Tuhan?

Untuk menghadirkan ridla Tuhan pada diri seseorang dibutuhkan “lelaku” yang intensif. Hal ini dilakukan dengan usaha penghambaan penuh kepada Allah Swt dan perilaku karimah kepada kedua orang tua. Penjabaran dari kalimat diatas tentu tidak sesederhana seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Kebanyakan orang berperilaku apa adanya. Kebanyakan orang hanya mengandalkan usaha dan kemampuan yang tampak-tampak saja. Padahal Allah Swt telah memberikan kekuatan luar biasa kepada setiap orang, termasuk bagaimana menghadirkan God Sopt dalam dirinya. Dan semua itu bisa diraih salah satunya melalui “lelaku” yang intensif.

Allah Swt. sangat menyayangi hambanya. Oleh karenanya siapapun yang membutuhkan pertolongnnyNya pasti akan dikabulkan, demikian janji Allah Swt. Untuk inilah dibutuhkan kecerdasan emosi yang mengarah kepada kecerdasan spiritual dengan melakukan berbagai usaha pendekatan diri kepada Allah Swt.

Ridlo Allah Swt Adalah Jalur Tertinggi

Sebenarnya semua doa manusia hanya Allah yang akan mengabulkannya. Karena Dialah satu-satunya top decision maker. Namun demikian tanpa jalur yang tepat maka jauh dari kemungkinan doa manusia bisa terkabul. Disinilah pentingnya manusia memperhatikan hirarki jalur dalam memohon ridloNya baik untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang.

Agar bisa sampai ke top decision maker terlebih dulu kita harus melalui jalur-jalur di bawahnya. Seorang anak harus senantiasa berbakti dan berakhlak baik kepada kedua orang tuanya. Bersikaplah yang baik sedemikian sehingga mereka senang. Berbicaralah yang hati-hati, jangan sampai sedikitpun menyinggung perasaan mereka. Bersikaplah yang terpuji sehingga mereka merasakan senang seperti pada saat mereka mendengar tangisan pertama kita pada waktu kita dilahirkannya dulu.

Perbaiki Nasib Dengan Memperbaiki Menu

Tidak ada satu-pun orang tua yang tidak menghendaki anak-anaknya berhasil. Tidak pandang bulu apakah anaknya baik maupun memiliki karakter yang jelek, tetap saja didoakan oleh orang tua agar kelak menjadi anak yang berhasil dan tercapai cita-citanya. Namun bagaimana dengan doa orang tuanya yang tidak kunjung terkabul dalam mendoakan anak-anaknya? Untuk menjawab pertanyaan ini alangkah baiknya kita menengok ke belakang. Yang perlu diingat adalah bahwa orang tua hanyalah manusia yang dalam konteks ini kapasitasnya hanya sebagai wasilah (perantara) saja. Keputusan akhir tetap saja berada di tangan Allah Swt.

Dalam konteks yang demikian, sebagai anak perlu bersikap bijak dengan melakukan perenungan dan kesadaran jiwa. Yang perlu disadari adalah seberapa besar “kabegjan” yang dimiliki oleh anak. Apabila kabegjan yang dimiliki oleh seorang anak besar maka dengan mudah Allah akan mengabulkan doa mereka. Tetapi sebaliknya manakala kondisi anak kurang bersih maka kondisi seperti ini akan menghalangi terkabulnya doa. Antara kedua faktor tersebut harus berjalan secara sinergis.

Kita sering menjumpai fenomena yang terjadi dalam sebuah keluarga atau barangkali juga dialami di keluarga Anda dimana antara anak satu dengan yang lainnya memiliki tingkat kabegjan yang berbeda. Ada yang mudah didoakan oleh orang tua tetapi ada juga yang sulit. Ada yang mapan tetapi ada juga yang masih bernasib kurang mujur. Kelapa satu truk biasanya ada satu atau beberapa yang busuk, demikian apabila diibaratkan. Agar hal semacam ini tidak terjadi pada keluarga maka dibutuhkan suatu kesadaran dan usaha yang serius dalam hal mendekatkan diri kepada Allah Swt. Anak harus bisa menghadirkan konsep doa yang acceptable bagi Allah. Anak harus bisa menghadirkan doa dari orang tua dengan doa yang berkualitas.

Anak yang belum memperoleh ridlo dari Allah Swt seyogyanya segera membekali diri dengan berbagai ikhtiar. Begitu juga harus senantiasa memperbaiki akhlak yang sekiranya tidak berkenan bagi orang tua, sesama, dan Tuhan Yang Maha Berkehendak. Langkah ini dilakukan agar dia memiliki tingkat kabegjan yang tinggi. Caranya yaitu dengan memperbaiki menu ritual kita kepada Allah Swt.

* * *

Jumat, 22 Juli 2011

MENGAPA ANAK SEKOLAH HARUS RAJIN BELAJAR?

Oleh : Supandi, S.Pd, MM.

Penulis buku “Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda”, Gramedia Publisher

Ketika seorang anak ditanya “Mengapa kamu kok rajin sekali belajarnya, Nak?”. Atas pertanyaan yang demikian, beragam jawaban akan mereka lontarkan, seperti ; “Saya rajin belajar supaya pandai, supaya naik kelas, supaya lulus ujian, supaya gampang mencari kerja, atau supaya bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri”.

Ragam jawaban seperti yang disebutkan diatas merupakan jawaban yang sangat logis. Bisa dipastikan, sebagian pelajar akan menjawab dengan jawaban-jawaban yang tidak jauh dari itu. Namun, tahukah Anda bahwa kegiatan belajar, seperti membaca buku, menghafalkan, berlatih mengerjakan soal-soal, diskusi, dan lain-lain, ternyata memiliki kandungan prinsip yang sangat dalam?. Kandungan prinsip yang kelak akan sangat berguna bagi kehidupan Anda di masa depan. Masa yang penuh dengan kesuksesan dan kebahagiaan.

Sebelum mambaca lebih jauh tulisan ini, mari kita resapi sebuah cerita nyata berikut : Cerita ini bermula dari hasil observasi saya setelah melakukan acara bali ndeso beberapa waktu yang lalu dan mengunjungi beberapa teman sekolah saya dulu. Saya menjumpai beberapa teman yang saat ini memiliki profesi yang beragam ; ada yang berprofesi sebagai abang becak, ada yang sebagai pemulung, tukang potong rambut, dan ada yang menjadi pedagang kecil-kecilan. Jelasnya, nasib mereka berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Mereka hidup dalam keterbatasan dan himpitan ekonomi.

Puluhan tahun yang lalu saya ingat betul apa yang mereka lakukan ketika mereka bersekolah. Mereka jarang sekali belajar. Berangkat sekolah semata-mata hanya sebagai kesibukan saja, asal berangkat, dan bertemu dengan teman-temannya, bersenda gurau. Di benaknya nyaris tidak ada gairah untuk menimba ilmu.

Lantas, apa hubungan antara cerita nyata diatas dengan prinsip yang terkandung dalam kegiatan belajar. Anda mungkin sudah mengenal Hukum Kekekalan Energi. Dalam Hukum Kekekalan Energi (HKE) dinyatakan bahwa energi yang dikeluarkan oleh sebuah benda itu tidak akan hilang, tetapi akan berubah dalam ujud yang lain.

Berdasarkan prinsip alam, ternyata Hukum Kekekalan Energi (HKE) berlaku juga terhadap kehidupan manusia, terhadap upaya yang dilakukan oleh manusia. Bahwa energi yang dikeluarkan oleh seseorang ternyata tidak akan sia-sia, melainkan akan kembali dalam bentuk yang lain. Disinyalir, bahwa yang dimaksud dengan bentuk yang lain antara lain berupa kesuksesan hidup di kemudian hari.

Seorang siswa yang jauh-jauh hari sudah menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Energi (HKE), yakni sudah melakukan belajar giat, berarti Dia sudah mengeluarkan energi sejak dimulainya belajar giat, apakah mulai kelas III SD atau mungkin sejak kelas V SD. Energi yang telah dia keluarkan sejak kelas III SD atau mungkin sejak kelas V SD, selanjutnya merupakan Tabungan Energi (TE). Seorang siswa yang sampai dengan kelas IX SMP belum juga mau belajar giat berarti dia belum memiliki Tabungan Energi (TE).

Contoh yang dialami oleh teman-teman saya sebagaimana yang saya ilustrasikan diatas adalah contoh dari sebagian kecil orang-orang yang nyaris tidak memiliki Tabungan Energi (TE). Besar kecilnya Tabungan Energi (TE) yang dimiliki seseorang akan berpengaruh pada besar kecilnya Hasil Usaha Tabungan (HUT). Dalam realitas kehidupan, orang-orang yang sukses mulia pastilah orang yang pada awalnya memiliki TE yang besar.

Buat anak-anakku dimanapun kalian berada, silahkan direnungkan, “Sudah berapa besarkah Tabungan Energi yang kalian miliki?”. Untuk menjawab pertanyaan ini kalian sendirilah yang lebih tahu daripada saya. Segeralah singsingkan lengan bajumu, langkahkan kakimu menapaki lorong-lorong panjang berliku menuju gerbang masa depan. Jadikan dirimu sebagai sosok yang bisa membanggakan orang tua dan andalan Indonesia. Milikilah Tabungan Energi yang banyak. Salam. (***)

GURU SELINGKUH


Oleh : SUPANDI, S.Pd, MM.

Penulis Buku “Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda”, Gramedia Publisher, Jakarta

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), selingkuh memiliki arti tidak berterus terang, tidak jujur, suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri ; curang ; serong. Definisi lain menyebutkan bahwa selingkuh adalah hubungan dengan orang di luar dari ikatan yang kita punya, dan hubungan itu di luar sepengetahuan pasangan kita.

Ada 3 (tiga) macam bentuk selingkuh :

1. Selingkuh dalam hati, artinya mungkin tidak berhubungan secara fisik tapi ada semacam ikatan dalam hati, di luar sepengetahuan pasangan kita.

2. Selingkuh dengan tindakan plus perasaan, maksudnya ada kontak fisik dan perasaan.

3. Selingkuh dengan tindakan tanpa perasaan, ini yang sering terjadi dan paling banyak pelakunya.

Sedangkan menurut psikolog Zainul B Biran, selingkuh yaitu ketika seseorang melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan komitmennya. Seseorang yang berkomitmen setia kepada pasangan hidupnya, ketika ia berbagi hati kepada orang lain di luar pasangannya maka Ia disebut melakukan selingkuh.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah : Bagaimanakah jika selingkuh dilakukan oleh seorang guru? Layakkah jika hal ini dilakukan? Untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya kita kaji terlebih dahulu konteks permasalahannya. Menurut salah seorang assessor (penilai) KTI (Karya Tulis Ilmiah) di LPMP Jawa Tengah, seorang guru yang melakukan kreatifitas menulis diluar KTI berarti Ia telah melakukan selingkuh. Alasannya sederhana; karena ruang lingkup tulisan guru sebaiknya yang berkaitan dengan bidangnya, yaitu yang berkaitan dengan pengembangan profesi guru. Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof. Dr. Tri Harpeni, M.Hum., yang juga seorang assessor KTI dan atau PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Jawa Tengah, beliau mengatakan bahwa hasil karya tulis guru yang mendapat point adalah tulisan yang berkaitan dengan Tupoksinya (Tugas Pokok dan Fungsi).

Tupoksi maupun pengembangan profesi guru yang dimaksud adalah segala bentuk kreatifitas guru yang berkaitan dengan kualitas pembelajaran. Dengan demikian selayaknya bentuk karya tulis guru difokuskan pada Karya Tulis Ilmiah (KTI), sebagai laporan hasil dari penelitian tindakan yang merupakan ujud dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran maupun sebagai upaya menunjang proses pembelajaran di kelas.

Mengacu pada definisi selingkuh yang dikemukakan oleh Zainul B Brian, bahwa seseorang dikatakan selingkuh apabila Ia melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan komitmennya. Titik konsentrasi tulisan guru yang seharusnya menjadi komitmen guru dalam hal melaksanakan pengembangan profesi guru adalah menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang menjadi garapan guru dapat digolongkan menjadi 7 (tujuh) macam, dan ketujuh macam KTI tersebut yang nantinya bisa dinilai dan diberi reward kredit point. Tujuh macam KTI yang dimaksud adalah :

1. Hasil penelitian, pengkajian, survey, dan atau evaluasi di bidang pendidikan.

2. Karya tulis atau makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan.

3. Tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa.

4. Prasarana berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam kegiatan ilmiah.

5. Buku pelajaran atau modul.

6. Diktat pelajaran.

7. Karya penerjemahan buku pelajaran / karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan.

(Prof. Suhardjono ;2009)

Secara substansial, apapun bentuk karya tulis, sisi positif yang bisa kita petik adalah nilai kebermaknaannya. Segala sesuatu yang bermakna adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang ditulis oleh guru akan sangat bermanfaat bagi rekan sesame guru karena KTI merupakan hasil kajian ilmiah. Dengan demikian ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari penulisan karya ilmiah. Pertama, bisa memberikan sharing kepada pembaca atau rekan seprofesi. Kedua, untuk kepentingan kredit point atau syarat kenaikan pangkat ke golongan IV/b.

Berapa besarkah tingkat kesulitan ketika seorang guru akan menulis karya tulis? Satu diantara faktor yang sangat sulit adalah ‘memulai’. Memulai adalah langkah tersulit bagi seseorang yang akan melakukan upaya-upaya kreatifitas tertentu. Apabila gerbang “memulai” terlampaui maka beban kesulitan berikutnya secara signifikan akan terkurangi. Prinsip ini berlaku juga untuk bidang garapan yang lain.

Anda akan memperoleh kekuatan yang luar biasa ketika mampu melampaui langkah “memulai”, bahkan jika Anda mau menulis karya tulis diluar ladang garapan guru (7 jenis KTI). Mengingat guru merupakan source of knowledge (sumber ilmu pengetahuan), manakala seorang guru akan melakukan selingkuh (menulis diluar areal yang menjadi komitmennya), seperti artikel, esai, puisi, cerpen, novel, ataupun buku popular, pintu itu sangat terbuka lebar. So, tunggu apalagi? Let’s start now.

Kamis, 21 Juli 2011

SUKSES YANG TERKUCILKAN

Oleh : SUPANDI, S.Pd, MM.

Kehidupan manusia dikelilingi oleh dinamika kehidupan yang beraneka ragam bentuknya. Hidup manusia senantiasa diselimuti oleh bermacam-macam pengaruh, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan “petunjuk”. Sedangkan pengaruh negatif berhubungan erat dengan “godaan”. Kedua jenis pengaruh ini tidak hanya menghinggapi satu atau dua orang tetapi ke semua orang.

Dalam sebuah hadis Nabi dikatakan bahwa kemiskinan itu dekat dengan kekufuran. Bunyi hadis tersebut nampaknya logis yaitu tatkala hidup seseorang berada dalam level miskin atau serba kekurangan maka ketahanan jiwanya akan rapuh dalam menghadapi cobaan hidup. Disini dibutuhkan sebuah prinsip yang kuat dengan menggigitkan gigi-gigi gerahamnya pada norma-norma agama. Dengan demikian maka prinsip tersebut akan mampu menangkis segala bentuk godaan.

Tentunya tidak sedikit juga manusia yang tetap tegar dan mampu berpegang pada prisip kebenaran. Mereka tidak rapuh walau diterjang badai. Mereka tidak gentar menghadapi cobaan hidup walaupun mereka dalam kondisi serba kekurangan. Mereka tetap menghiasi dunia dengan cahaya dzikir kepada Sang Pencipta. Mereka senantiasa meramaikan dunia dengan amalan-amalan ibadahnya kepada Sang Khalik. Bagi mereka kemiskinan hanya merupakan bagian dari liku kehidupan. Kemiskinan akan berubah menjadi kaya ketika hati manusia tidak mempermasalahkannya. Kemiskinan bisa berubah menjadi kesuksesan hidup. Semua ini tergantung kepada kemauan dan kemampuan manusia dalam merubahnya.

Amalan agama sering dijadikan tumpuan oleh kebanyakan orang untuk mencapai kesuksesan hidupnya. Amalan agama sering mereka gunakan sebagai andalan untuk mendapatkan tujuan hidup sukses. Mereka percaya bahwa kekuatan dari Tuhan adalah segala-galanya. Konsep sukses yang demikian yang akan mengantarkan hidup mereka bahagia.

Konsep sukses bahagia yang datang atas ridlo dari Tuhannya juga yang akan membimbing mereka menjadi orang yang idealis, memiliki prinsip hidup, dan rendah hati (tawadu’). Tidak heran apabila kita sering menjumpai orang-orang sukses tetapi mereka tetap menunjukkan sikap-sikap ramah, familier, rendah hati, bijaksana, dermawan, dan menyejukkan hati.

Tipe orang sukses sebagaimana yang disebutkan diatas mencerminkan bahwa apa yang telah diraihnya adalah merupakan pemberian dari Tuhan serta luasnya wawasan ilmu yang mereka miliki. Benar, mereka adalah orang-orang yang berilmu. Semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka akan semakin jauh mereka dari kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang sedikit ilmu.

Perjalanan hidup orang yang sukses tidak akan lepas dari berbagai cobaan dan godaan. Suatu saat Tuhan akan menguji kesuksesannya dengan godaan. Apabila mereka kuat mengatasi godaan-godaan yang dihadapinya maka mereka akan menjadi manusia yang sukses mulia. Tapi sebaliknya, apabila mereka rapuh pertahanan keimanannya maka konsekuensinya mereka akan menjadi orang sukses yang hina.

Orang yang sukses mulia akan semakin langgeng karena keberadaannya lebih banyak memberi manfaat bagi orang lain dan keluarganya. Kesuksesannya akan mudah dinikmati dan dilanjutkan oleh anak cucunya. Hal ini disinyalir oleh sabda Nabi yang berbunyi, “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang lebih bermanfaat bagi orang lain, sejelek-jelek manusia adalah yang keberadaannya didunia seperti tidak ada. (HR. Bukhori)”.

Manifestasi dari orang-orang yang sukses mulia adalah adanya support dan doa dari banyak orang agar mereka senantiasa eksis. Orang yang sukses mulia memperoleh apa yang diinginkannya tanpa merugikan pihak lain. Orang yang sukses mulia mencari apa yang diinginkannya melalui koridor agama yang tepat. Sebagai imbasnya mereka akan merasakan hidup nyaman, makan enak, dan tidur nyenyak, lantaran segala yang telah didapatkannya mendapat rekomendasi dari Tuhan. Manakala apa yang telah didapatkannya tadi yang berupa harta, rejeki, atau ilmu dinikmati oleh anak istri maka akan mengandung berkah dari Tuhan. Dan darah yang mengalir di dalam tubuh anak dan isterinya adalah darah yang penuh berkah. Hal ini sekaligus juga merupakan cerminan perjuangan dan bentuk kasih sayang yang sempurna kepada keluarga.

Di sisi lain, tidak bisa disangkal, betapa berat pilihan yang dihadapi oleh seseorang tatkala dia dihadapkan pada sebuah iming-iming yang begitu menggiurkan. Bisa dibayangkan betapa bergolaknya hati seseorang ketika idealisme yang dimiliki selama ini dirayu oleh gemerlapnya uang. Sulit dibayangkan seandainya saya dan Anda dihadapkan pada sebuah kesempatan yang begitu terbuka untuk mendapatkan tamsil (tambahan penghasilan) dengan cara mudah tapi tidak halal.

Antara keinginan untuk memanfaatkan situasi dengan bisikan kesucian hati akan bertempur dengan sengit. Apabila bisikan setan yang menang maka yang terjadi mereka akan tergelincir ke dalam jurang kenistaan. Makna hidup yang sesungguhnya akan sirna. Mereka akan jauh dari cahaya kehidupan yang dirahmati oleh Tuhan. Mereka akan terperangkap ke dalam keadaan yang sangat mengerikan.

Berkaitan dengan kondisi yang seperti tersebut di atas, Nabi Muhammad Saw telah memperingatkan kepada kita sebagai bentuk kecintaannya kepada kita, melalui sabdanya : “Ada dua dosa yang Allah Swt tidak akan menangguhkan azabnya di dunia, yaitu durhaka kepada kedua orang tua dan berbuat dzolim kepada sesama. (HR. Bukhori – Muslim).

Apabila kita cermati hadis diatas maka ada satu sisi yang begitu mengerikan yang perlu kita hindari yaitu bahwa apabila seseorang melakukan dua hal sebagaimana yang disebutkan diatas maka azab Allah akan dibayarkan tunai di dunia. Mengambil sesuatu yang bukan haknya adalah merupakan bentuk kedzoliman terhadap sesama. Sebagai konsukuensinya maka azab dari Allah segera ditimpakan kepadanya atau keluarganya. Musibah akan segera datang silih berganti, baik yang menimpa dirinya maupun anggota keluarganya.

Untuk mengantisipasi hal itu dibutuhkan sebuah ketahanan iman yang kokoh, sebuah kecerdasan spiritual yang sempurna, dan sebuah kesadaran jiwa yang luar biasa. Dukungan moral dari keluarga sangat diperlukan untuk memperkokoh benteng keimanan. Peran istri sangat besar dalam mengarahkan suami dalam menentukan pilihan. Istri yang baik akan cenderung mengarahkan suami ke hal-hal yang baik. Istri yang baik akan berperan penting dalam penegakan keluarga dan bahkan kondisi negara yang baik. Almar’atu ‘imadul bilad, idza sholuhat sholatul bilad (Wanita adalah pilar negara, apabila wanitanya baik maka baiklah negara, apabila wanitanya jelek maka akan jelek pula suatu negara).

Kondisi di lapangan memang tidak sesederhana teori saja. Siapapun akan merasa berat ketika harus berhadapan dengan situasi yang penuh dengan pilihan. Terlebih jika kebobrokan itu sudah berada dalam sebuah sistem. Seandainya tidak ikut ambil bagian dalam memanfaatkan kesempatan yang ada maka akan dikucilkan. Sebaliknya bila turut serta dalam lingkaran setan maka hukuman dari Allah segera menimpanya langsung di dunia.

Langkah terbaik yang perlu diambil ketika seseorang berada dalam lingkaran setan adalah menanamkan sebuah prinsip yang kuat pada dirinya. Sebuah prinsip yang bijaksana dalam menentukan pilihan, lebih baik dikucilkan oleh manusia daripada dikucilkan oleh Tuhan. Orang baik akan dikucilkan oleh sistem yang jelek. Orang jelek akan dikucilkan oleh sistem yang baik. Itulah dinamika kehidupan. Sebagai manusia yang penting adalah bagaimana berbuat baik kepada sesama manusia dan kepada Tuhannya. Semoga Tuhan selalu menunjukkan jalan yang terbaik kepada kita. Amin.

Selasa, 19 Juli 2011

PENGAMEN MUDA DI DEPAN RUMAH

Keingingan kecil tidak akan menghasilkan tindakan besar

Seorang pengamen muda di depan rumah yang sedang mendendangkankan lagu, tiba-tiba mengingatkan saya pada masa kecil saya dulu. Pemandangan itu mirip dengan yang terjadi pada puluhan tahun yang lalu. Saat itu ada seorang pengamen. Dia adalah seorang pemuda usia dua puluhan tahun, mengalunkan lagu di depan rumah orang tua saya saat itu. Belum selesai satu lagu, ibu saya keluar, menyodorkan dua lembar uang lima ratusan. Nominal uang yang cukup besar menurut saya jika dibandingkan dengan kondisi keuangan yang dipunyai oleh ibu saya. Saya tahu betul bahwa ibu memberinya uang sejumlah itu bukan karena beliau sedang berlebih, namun ada alasan tertentu dibalik itu. Dengan ikhlas sebagian besar uang yang beliau miliki diberikannya kepada pemuda pengamen tersebut. Karuan saja, transaksi itu mendapat komplain dari saya.

“Bu, mengapa ibu memberi uang begitu banyak sama pengamen itu? Bukankah uang ibu cuma sedikit?”

Dengan tenang beliau menjawab “Tidak apa-apa nak, ibu kasihan sama pemuda itu. Entah mengapa, ibu merasa sedih, ibu jadi teringat anak-anak ibu”.

Dengan sekejap saya memahami makna yang terkandung dalam jawaban ibu. Sebuah ekspresi yang merepresentasikan ketulusan. Ketulusan yang didorong oleh perwujudan kasih sayang kepada anak. Dari delapan anak yang keluar dari rahimnya, lima diantaranya adalah laki-laki. Sehingga sangat bisa dimaklumi apa yang telah dilakukan ibu kepada pengamen itu. Bentuk perhatian dan kasih sayang yang sangat besar kepada anak-anaknya terefleksikan oleh sikap beliau kepada si pengamen muda.

Kasih ibu sepanjang hayat, kasih anak sepanjang jalan, nampaknya sangat klop dengan peristiwa tadi. Bahkan saya menilai, bentuk kasih sayang orang tua saya kepada anak-anaknya sudah mencapai titik tertinggi. Tidak ada secuilpun kemampuan yang tersisa. Mereka telah menguras habis segala kemampuannya untuk mengantarkan anak-anaknya hingga memperoleh bekal yang memadai di masa depan. Dalam istilah Jawa, “Tidak ada lagi setetes darahpun yang akan keluar jika kulit tubuhnya digores”.

Bentuk eksplorasi kemampuan secara maksimal benar-benar sudah mereka kerahkan untuk kepentingan masa depan anak-anaknya. Hasil visualisasi diri akan masa depan anak telah berhasil dipetik. Tidak sebatas pada visi jangka pendek, melainkan konsep yang mereka bangun sudah memenuhi target maksimal. Kekuatan visualisasi sangat menentukan impian dan tujuan hidup Anda. Tentu saja, visi harus dibarengi dengan keyakinan, tindakan, dan doa. Visi tanpa aksi adalah fantasi. Aksi tanpa visi adalah kenangan. Visi dengan aksi adalah kekuatan. Visi dengan aksi hendaknya dimiliki oleh para orang tua dalam mengekspresikan kasih sayangnya kepada anak. Kasih sayang yang sesungguhnya adalah yang memiliki konsep jangka panjang. Anak memiliki pegangan hidup yang jelas dan kuat. Dengan demikian. kebahagiaan dan kepuasan batin dan lahir akan benar-benar dapat dinikmati oleh para orang tua yang memiliki komitmen demikian.

Keinginan kecil tidak akan melahirkan tindakan yang besar. Sebaliknya, keinginan yang besar akan menghasilkan tindakan yang besar. Ukuran basar dan kecil dalam hal ini tentu relatif. Namun demikian masing-masing orang tua sebaiknya memiliki konsep yang jelas, yakni. konsep yang diawali dari keinginan besar dan berwawasan jangka panjang untuk kepentingan anak.

Konsep jangka panjang yang dimaksud adalah kondisi dimana seorang anak memiliki pegangan hidup, berupa ilmu, materi, skill, talenta, pekerjaan. Itulah modal yang harus mereka miliki untuk meraih kesuksesan, dan kebahagiaan.

Sebagai penutup, silahkan Anda simak cuplikan syair karya Kahlil Gibran berikut ini : “ Anakmu bukan milikmu. Mereka lahir lewat engkau, tapi bukan dari engkau. Berilah mereka kasih sayang, namun jangan berikan pemikiranmu. Patut kau berikan rumah bagi raganya, namun tidak bagi jiwanya. Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam mimpi”. (***)

Senin, 18 Juli 2011

MEMECAHKAN KARANG SEMEN MUTU PENDIDIKAN

Dua orang sahabat, sebut saja Si A dan Si B. Mereka berangkat dari awal dan latar belakang yang sama, dengan cita-cita yang sama, dan pada akhirnya secara kebetulan mereka memiliki profesi yang sama. Namun belakangan diketahui bahwa Si A menjadi pekerja yang biasa-biasa saja, bekerja hanya sebagai rutinitas saja, bebas dari kreatifitas, inovasi, dan prestasi, tidak mempunyai greget untuk maju. Berbeda dengan Si B, dia lebih maju, didalam dirinya terukir berbagai prestasi, karirnya melejit jauh diatas Si A.

Apakah yang membedakan kedua sahabat tersebut dalam hal prestasi hidupnya? Ternyata mereka berdua memilki mindset (pola pikir) yang kontradiktif. Perbedaan pola pikir telah membuat kehidupan mereka berbeda. Pola pikir sangat berpengaruh terhadap sikap seseorang. Bagaimana seseorang bersikap, berperilaku, atau merespon segala sesuatu yang dihadapinya sangat tergantung pada pola pikirnya. Dalam ilustrasi diatas, Si B jelas memiliki pola pikir yang lebih maju daripada Si A.

Pola pikir seseorang juga sangat berpengaruh terhadap tindakannya dalam menangani sesuatu. Beberapa orang guru sangat mungkin memiliki kepercayaan diri dan daya kreasi yang berbeda. Semua ini terefleksikan dari aktualisasi pola pikir yang mereka miliki. Pola pikir yang berbeda juga akan berefek pada perbedaan gaya pelayanan terhadap peserta didik.

KUALITAS PIKIRAN

Menurut James Arthur Ray, dalam bukunya The Secret of Succes, menerangkan bahwa pola pikir merupakan gugusan keyakinan, nilai-nilai, identitas, ekspektasi, sikap, opini, dan pola pikir tentang diri Anda, orang lain, dan hidup. Sedangkan sumber dari pola pikir itu sendiri berasal dari pikiran. Pikiran akan membentuk pola. Dengan demikian maka terbentuklah pola pikir.

Pola pikir dipengaruhi oleh kualitas pikiran. Jika kualitas pikiran Anda baik maka akan membentuk pola pikir yang baik pula. Sebuah penelitian di fakultas kedokteran di salah satu perguruan tinggi di San Francisco tahun 1986 membuktikan bahwa dalam setiap harinya manusia diwarnai oleh sekitar 60.000 pikiran. Sebuah anugrah yang luar biasa, ternyata otak manusia mampu menampung beban pikiran sejumlah itu.

Satu hal yang cukup menghentak perhatian kita terkait dengan pikiran kita adalah bahwa ternyata dari jumlah sekitar 60.000 pikiran yang ada di otak kita, 80% diantaranya ternyata berupa pikiran negatif. Dengan hitungan cepat, berarti sekitar 48.000 pikiran manusia secara rata-rata dalam setiap harinya berupa pikiran negatif. Sebuah angka yang sangat fenomenal, dan perlu kita renungi sebagai bahan introspeksi diri. Apakah benar temuan ini? Jawabannya Anda sendiri yang tahu.

MENEMBUS ZONA NYAMAN

Terlepas dari benar atau tidaknya temuan tentang pikiran negatif manusia yang jumlahnya sangat banyak tersebut, hendaknya hal ini bisa kita jadikan sebagai bahan renungan untuk memperbaiki pikiran-pikiran yang kita nilai masih cenderung kearah negatif, pasif, pesimis, berprasangka buruk, dan melemahkan semangat. Saatnya bagi guru untuk meningkatkan budaya sharing melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan profesi guru, seperti : menghadiri forum ilmiah guru, seminar, workshop, training, forum diskusi, dan lain-lain. Disamping itu, guru juga harus meningkatkan budaya membaca dan menulis.

Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diatas, sangat mungkin akan mampu menggeser pola pikir lama kearah pola pikir baru yang lebih terbuka. Ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi hanya bisa diterima oleh orang yang memiliki pikiran terbuka. Sementara itu, pikiran tertutup akan menolak informasi yang bersifat inovatif. Pikiran tertutup ibaratnya seperti karang semen, karang yang terbuat dari semen; keras tapi bisa dihancurkan. Apabila guru berhasil menghancurkan karang semen berarti ia akan keluar dari zona nyaman. Mengapa harus keluar menembus zona nyaman? Karena hidup adalah perubahan. Keluar dari zona nyaman berarti melakukan “change” (perubahan). Anda tidak lagi menjalani kehidupan yang statis dan tradisional. Guru sebagai seorang sarjana pendidikan harus bisa melepaskan tradisi lama. Thomas Kuhn, dalam pumping teacher, mengatakan “Hampir semua terobosan penting dalam dalam dunia ilmu pengetahuan diawali dengan melepaskan diri dari tradisi lama, cara berpikir kuno atau paradigma lama”.

FOKUS PADA TARGET

Kondisi hari ini mengharuskan seorang sarjana pendidikan (guru) untuk berubah. Indra Djati Sidi dalam bukunya Menuju Masyarakat Belajar menuliskan : Dunia telah berubah begitu drastis sehingga diperlukan suatu reformasi radikal dalam sistem persekolahan jika kita ingin terlibat dalam kehidupan abad 21.

Guru harus mampu merespon dan mengaplikasikan konsep-konsep yang berkembang terkait dengan bidang tugasnya. Sistem pengajaran yang difokuskan kepada peserta didik sudah saatnya dikedepankan. Target utama guru adalah output anak yang cerdas dan memiliki kepribadian yang bermutu.

Pikiran terbuka seorang guru juga bisa mendorong dirinya untuk tertantang menerapkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dewasa ini dikenal berbagai istilah mengenai pembelajaran, antara lain : pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), pembelajaran tuntas, pembelajaran berbasis kompetensi, dan sebagainya. Pembelajaran profesional pada dasarnya merupakan pembelajaran yang dirancang secara sistematis sesuai dengan tujuan, karakteristik materi pelajaran, karakeristik siswa, dan dilakukan oleh guru yang profesional dengan dukungan fasilitas pembelajaran yang memadai sehingga dapat mencapai hasil belajar secara optimal.

CHARACTER BUILDING

Pencapaian hasil belajar secara optimal diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang tertuang dalam Bab II pasal 3 Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Penyelenggaraan pendidikan yang sistematis seyogyanya juga diarahkan untuk menyiapkan kesuksesan anak di kemudian hari. Kesuksesan yang dimaksud adalah sukses jangka panjang. Sukses dalam kehidupan di dunia maupun dalam kehidupan sesudah mati. Sukses yang tidak sekedar bersifat materi akan tetapi sukses yang didasarkan atas suara hati nurani. Pada hakekatnya suara hati nurani identik dengan suara kebenaran, karena secara fitrah nurani setiap manusia adalah fitrah kebenaran.

Indonesia membutuhkan sumberdaya manusia yang memenuhi kriteria diatas sebagai pendukung utama pembangunan bangsa. Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan anak sudah saatnya mengaplikasikan pendidikan karakter bagi anak-anak bangsa sehingga mereka mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan mempunyai prinsip-prinsip kebenaran.

Seberapa pentingkah pendidikan karakter mendukung kesuksesan jangka panjang anak? Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), membuktikan bahwa kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan seseorang hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan 80 persennya oleh soft skill.

Fungsi dan peran guru akan lebih nyata dalam meningkatkan mutu pendidikan jika mereka bersedia memecahkan karang semen mutu pendidikan melalui perubahan pola pikir. Kedahsyatan pikiran dapat dimunculkan dengan cara menobatkan diri sebagai “guru yang suka berguru”, dalam artian berguru dengan rekan guru (sharing), berguru kepada buku (gemar membaca), serta gemar mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan profesi, seperti : seminar, training, workshop, diskusi, dan lain sebagainya.

***

Daftar Rujukan

Direktorat Tenaga Kependidikan, Depdiknas, 2010, Pedoman Standarisasi Kompetensi Guru, Penerbit BP. Panca Bhakti, Jakarta.

Elfiky, Ibrahim, Dr., 2010, Terapi Berpikir Positif, Penerbit Zaman, Jakarta.

Harefa, Andrias, 2010, Mindset Therapy, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tengku Ramly, Amir dan Erlin Trisylianti, 2006, Pumping Teacher (Menjadi Guru Kaya), Penerbit Kawan Pustaka, Depok.

Wayan AS, I, S.Si, 2010, 8 Standar Nasional Pendidikan, Penerbit AZ-Zamra Book’s8, Jakarta.

_______________,2010, Pendidikan Karakter, Bahan Workshop KTSP & Soal Terstandar, Yogyakarta.

Rabu, 13 Juli 2011

BUKU BARU : MENYIAPKAN KESUKSESAN ANAK ANDA


Penerbit : Gramedia
Penulis: Supandi, S.Pd, MM.
Jenis Buku: Non Fiksi
Mulai Beredar : 15 Maret 2011 di toko buku-toko buku terbesar di seluruh Indonesia.
Harga: Rp48.000, GM 20401110046; ISBN: 978-979-22-6845-4; 14 cm x 21 cm; 138 hlm.

Sasaran Pembaca: Orangtua, pelajar, mahasiswa, pendidik, ataupun siapa saja yang ingin menambah wawasan mengenai pengasuhan anak

Isi Buku: Buku MENYIAPKAN KESUKSESAN ANAK ANDA ini merupakan eksplorasi dari hasil perenungan penulis selama puluhan tahun terhadap ratusan anak di sekolah formal maupun di sekolah kehidupan. Dengan formulasi yang matang melalui pengamatan, survei, dan dipadukan dengan teori para pakar, penulis akan membawa Anda menemukan inspirasi, motivasi, dan pola pikir yang lebih fresh tentang:

Konsep dasar menghantarkan anak menjadi manusia yang sukses, bahagia, dan sejahtera. Sukses yang bukan semata-mata kesuksesan semu, melainkan sukses mulia, sukses yang memiliki motivasi jangka panjang, dunia dan akherat.
Bagaimana menyikapi secara bijak segala kemungkinan negatif yang timbul akibat efek zaman yang berkembang begitu cepat.

Menemukan solusi yang jitu atas segala kesulitan yang dihadapi oleh orangtua dalam menghantarkan masa depan anak.
Menjadi orangtua yang tegar dan inspiratif bagi anak-anak.

Mewujudkan angan-angan Anda untuk memiliki anak-anak yang cerdas, mandiri, dan memiliki prinsip yang kuat.

APRESIASI NAN TULUS UNTUK BUKU INI

“Buku untuk Orang tua yang ingin Anaknya Sukses dan Berbahagia”

Tung Desem Waringin
Penulis Buku Terlaris Rekor MURI “Financial Revolution” dan “Marketing Revolution”.

***

Sudah jelas bahwa guru sekolah merupakan mitra kerja utama bagi orangtua dalam mendidik anak. Bila orangtua berbicara, guru sebaiknya mendengarkan. Bila guru berbicara, orangtua sebaiknya menyimak. Dan karena buku ini ditulis oleh seorang guru, maka orangtua sebaiknya membaca untuk melengkapi wawasan dan cara mendidik anak-anak tercinta. Bacalah!

Andrias Harefa,
Trainer Coach Berpengalaman 20 Tahun, Penulis 37 Buku Best-seller, Pendiri www.pembelajar.com

***

“Buku ini ditulis oleh seorang guru yang memiliki paradigma baru perihal membimbing, mendidik, dan melatih anak. Jadi bila Anda sungguh-sungguh ingin mengembangkan pribadi, mental, dan kecerdasan anak Anda, inilah buku panduannya.

Edy Zaqeus
Penulis Best Seller, Writer Coach, Trainer, Consultant, Pendiri & Editor andaluarbiasa.com

***

Buku yang ditulis oleh seorang praktisi pendidikan ini mudah dipahami dan sangat aplikatif. Ini salah satu buku terbaik tentang pendidikan yang pernah saya baca. Miliki dan bacalah!

Agung Praptapa
Dosen, Konsultan, professional trainer Untuk Personal and Organizational Development, Penulis Buku Laris “The Art of Controlling People”

***

Buku ini menuntun kita membantu anak-anak kita meraih prestasi hidup. Buku ini unggul karena ditulis oleh orang yang telah membantu ratusan anak dan remaja melangkah ke jenjang berikut dalam hidup mereka.

Her Suharyanto
Ghostwriter, Writing Coach

***

“Sudah banyak bukti mendidik anak menjadi pribadi yang sukses dan mulia, bukan sekedar diperlukan kecerdasan otak dan menjadi juara, tetapi diperlukan juga landasan keimanan dan memiliki akhlak mulia. Dan sudah seharusnya orang tua dapat menjadi teladan bagi anaknya. Buku ini mengajarkan bagaimana menjadi orang tua yang tangguh, menjadi teladan atau role model bagi anak, sehingga dapat membimbing dan mengantarkan anak menjadi pribadi sukses dan mulia. It is a must read book bagi Anda yang memiliki mimpi anak menjadi pribadi sukses dan mulia.

Eko Jalu Santoso
Founder Motivasi Indonesia dan Penulis Buku The Art of Life Revolution dan Heart Revolution. www.ekojalusantoso.com

***

Memiliki mindset positif dan karakter tangguh merupakan kunci sukses bagi setiap anak. Apa pun latar belakangnya, kaya atau miskin, di lepas di manan pun nantinya, bila seorang anak telah memiliki karakter ini ia akan tetap tangguh dan sukses. Penulis bersadarkan pengalaman dan kajian literaturnya, berhasil mengungkap bagaimana menanamkan mindset positif dan membangun karakter pada anak-anak.

Drs. Waidi, MBA.Ed
Motivator, dan penulis buku-buku Pengembangan Karakter

***

Jika Anda ingin tahu apa yang harus dilakukan untuk menjadikan anak Anda Excellent, baca buku ini. Anda akan dipandu untuk mensetting sukses buah hati Anda. Bersiaplah. Bravo untuk penulisnya.

Eni Kusuma
Mantan TKW Hongkong, Penulis buku, Inspirator.

***

Anak-anak adalah masa depan keluarga. Mereka juga adalah masa depan dan penerus bangsa. Untuk itu diharapkan mereka tumbuh dan berkembang dengan kualitas yang baik dan menjadi harapan keluarga dan bangsa. Tumbuh dan berkembangnya mereka tidak luput dari proses pendidikan yang diterimanya, baik dalam keluarga itu sendiri, sekolah dan lingkungan tempat mereka tinggal dan berinteraksi dengan sesama. Yang menjadi tolak ukur keberhasilan mereka adalah peran orang tua dari mulai mereka lahir hingga tumbuh dewasa yang memerlukan proses pemahaman yang benar. Buku Setting Up Your Children’s Success memberikan wawasan kepada setiap orang tua dalam menuntun anak-anaknya menuju kesuksesan mereka. Dengan disertai cerita nyata dan pengalaman dari sang penulisnya, Supandi, membuat buku ini hadir sebagai penyemangat baru bagi para orang tua yang kehilangan semangat untuk menghantarkan putra-putrinya menuju apa yang diharapkan dan memberikan wawasan yang baik dan benar sebagai penuntun dalam mengarahkan masa depan mereka. Setidaknya, buku ini wajib dibaca oleh setiap mereka yang menyebut dirinya orang tua yang bertanggung-jawab akan masa depan putra-putrinya.

Fida Abbott
Redaktur Pelaksana Harian Online KabarIndonesia (HOKI), Direktur Pelatihan Menulis Online HOKI (PMOH), dan penerima Pinnacle Book Achievement Award untuk novel terbarunya berjudul “Enthusiasm” dari North American Bookdealer Exchange (NABE).

Sukses, bahagia, dan sejahtera. Tiga kata kunci yang diangkat dalam buku yang sekarang Anda pegang ini adalah tujuan dari pembelajaran di sekolah kehidupan yang pastinya diidamkan oleh semua orang. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana menanamkan ketiga nilai tersebut sejak dini bagi anak-anak kita? Buku ini membedahnya sampai tuntas. Segera bawa buku ini ke kasir, bayar, cari tempat nyaman dan bacalah!

Hendri Bun
Pengelola Proaktif Network, Penulis Buku “300 Games Kreatif”, www.pembelajar.com
***

Buku seperti ini yang dibutuhkan orangtua untuk memandu masa depan anak agar memiliki mental bersaing yang sehat untuk jadi pemenang dan menjadi yang terbaik. Buku yang bukan hanya sekadar buku bacaan tapi penuh muatan positif yang diambil dari panjangnya waktu penulisan buku karena sang penulis membuat rumusan isi dari buku ini dari kombinasi antara pengalaman, pengamatan, dan teori-teori para pakar. So, Buku ini adalah BUKU WAJIB SEMUA ORANG TUA!

Indari Mastuti
Ibu 1 Putri, Penulis, dan Pendiri Indscript Creative


Sumber: BUKU BARU : MENYIAPKAN KESUKSESAN ANAK ANDA | Agupena Jawa Tengah http://agupenajateng.net/2011/04/10/buku-baru-menyiapkan-kesuksesan-anak-anda/#ixzz1RzyFiYoC
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike

Selasa, 12 Juli 2011

Motivasi

Segala sesuatu selalu terjadi seperti yang kita yakini, dan keyakinan atas sesuatu akan membuatnya terjadi. (Frank L Wright)

Penyebab terbesar kegagalan adalah MALAS. Jumlah orang yang gagal lebih banyak daripada orang yang sukses, karena sebagian besar orang cenderung malas dan gampang putus asa.

Mengubah cara berpikir akan mengubah cara bersikap.

Tidak satupun selain pikiran Anda yang dapat menghalangi kemajuan Anda.

About Me

I'm a simple man, lahir dan dibesarkan di sebuah desa di kabupaten Cilacap-Central Java. Kegiatan keseharian sebagai praktisi pendidikan pada jenjang SMP. Kegiatan tambahan adalah mengembangkan semangat berbagi. Karya perdana berupa buku berjudul "Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda", Penerbit Gramedia Pustaka Utama kini sudah beredar di toko buku-toko buku besar di Indonesia. Salam sukses mulia, supandi_mm@yahoo.com

Contoh RPP Karakter B.Inggris

Berikut contoh RPP yang sudah berkarakter. RPP tersebut tentu saja belum bisa aplikatif. RPP yang aplikatif adalah RPP yang disusun berdasarkan pelaksanaan Lesson Study, atau paling tidak hasil tulisan tangan sendiri berdasarkan pengalaman pembelajaran di kelas.

Untuk mengunduh silahkan klik link berikut
Unduh

HIDUP NYAMAN DILUAR ZONA NYAMAN


Oleh : Supandi, S.Pd, MM.

“ Pak, Anda termasuk guru senior di sekolah kita. Kata Bapak Kepala Sekolah Anda akan diusulkan untuk mewakili sekolah kita mengikuti lomba guru teladan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tingkat Kabupaten” Kata pak X kepada pak Y.
“Ah, yang lain saja, saya tidak pantas untuk menjadi guru teladan. Menjadi guru teladan itu sangat berat, harus memiliki kelebihan dari yang lain. Lagipula sekarang saya lagi banyak kerjaan di rumah. ” Kata pak Y.
“ Kalau Anda tidak bersedia, lalu siapa yang pantas untuk maju, menurut Anda? Tanya pak X.
“ Kalau menurut saya kita tidak usah ikut-ikutan lomba. Sekolah kita sekolah di desa. Begitu pula guru-guru disini menurut saya tidak ada yang mampu. Di kabupaten akan ketemu sama guru-guru dari kota yang lebih pintar, lebih berpengalaman dari kita. Pokoknya kalau mau percaya sama omongan saya kita tidak usah macam-macam. Percuma, tidak mungkin menang “ Kata pak Y.
Sikap yang ditunjukkan oleh bapak Y dalam dialog diatas merupakan salah satu contoh dari sekian banyak sikap yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Sikap menolak terhadap kepercayaan yang diberikan oleh atasan dan rekan-rekan guru merupakan tindakan yang sangat populer. Sikap yang membuat dirinya merdeka, aman dan terbebas dari beban.
Hal yang demikian merupakan kecenderungan sikap yang bisa dimaklumi, mengingat pada kenyataannya dalam hidup ini orang memang lebih cenderung untuk mencari yang aman-aman saja, yang biasa-biasa saja. Meminjam istilah Bobbi DePorter & Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning, bahwa apa yang dilakukan bapak Y merupakan kondisi dimana dia terperangkap dalam sebuah “Zona Nyaman”.
Orang yang merasa enjoy berada di dalam zona nyaman biasanya cenderung mengingkari change (perubahan). Sebagai imbas dari keadaan nyaman sebagaimana yang dimaksud dalam uraian diatas, seseorang akan terperangkap ke dalam sebuah kehidupan yang statis. Mereka belum menyadari sepenuhnya bahwa secara kodrati “hidup” itu sendiri adalah perubahan. Sehingga bagaimanapun juga manusia hidup harus melakukan perubahan, minimal mengikuti perkembangan jaman. Mengapa demikian? Karena apabila seseorang tidak melakukan perubahan, dikhawatirkan mereka akan tertindas oleh perubahan jaman yang bergerak lebih cepat.
Pertumbuhan manusia secara kontinum dapat dibagi menjadi dua arah, yaitu tumbuh menjadi tua saja, atau tumbuh menjadi dewasa. Orang yang hidupnya senantiasa enjoy berada di zona nyaman sangat dimungkinkan akan tumbuh menjadi tua saja, minim dengan prestasi. Sebaliknya, seseorang yang sarat dengan perubahan maka kualitas pertumbuhannya bisa menjadi tua dan dewasa, sarat dengan ilmu, dan rendah hati (seperti ilmu padi) dan memiliki mindset yang bagus. Bahkan disinyalir bahwa orang yang sarat dengan ilmu, ketika menginjak masa tua, maka orang tersebut tidak akan mengalami pikun.
Satu hal yang penting untuk disikapi secara bijak adalah bahwa semua manusia memiliki potensi diri, memiliki bakat dan minat. Tumbuh tidaknya potensi diri tergantung pada seberapa besar kepercayaan seseorang dalam memunculkan potensi dirinya tersebut. Dengan demikian manakala seseorang sudah berhasil melakukan hal tersebut, maka akan muncul dalam dirinya sebuah kesadaran (awareness) bahwa sesungguhnya hidup pasca perubahan ternyata lebih nyaman.
Seorang siswa yang jarang belajar akan merasa nyaman (dalam ketertinggalan). Toh, dia bisa menyontek , atau kerja sama dengan temannya, dan bisa naik kelas. Akan tetapi kenyamanan yang sesungguhnya akan dapat dirasakan olehnya apabila dia mampu membuktikan bahwa dirinya hebat melalui sebuah rutinitas belajar giat. Dia akan merasakan buah dari kenyamanan pasca perubahan kelak di kemudian hari. Minimal dia akan menyandang status sebagai anak yang pintar dan berprestasi. Lebih jauh dia akan merasakan adanya rasa puas ketika dengan mudah bisa masuk ke sekolah unggulan. Atau mungkin akan merasakan bangga ketika menerima penghargaan sebagai juara lomba. Atau bahkan akan bekerja di tempat kerja yang menjanjikan.
Seorang guru akan merasa nyaman ketika dia melaksanakan tugasnya secara monoton sebatas masuk kelas dan mentrasfer ilmu. Akan lebih nyaman ketika dia mampu melakukan berbagai inovasi pembelajaran yang lebih profesional. Seorang penjual bakso akan merasakan hidup lebih nyaman ketika dia berhasil membuka agennya di berbagai tempat dengan menu yang sama enaknya. Seorang pejabat yang hidupnya berada dalam sebuah sistem yang tidak baik, mungkin merasa nyaman karena bisa menikmati tindak kecurangan, korupsi, mark up dengan aman. Akan tetapi jauh akan merasa lebih nyaman ketika dia mampu keluar dari sistem yang tidak baik, hidup bahagia bersama keluarga tanpa adanya ancaman hukuman.
Contoh yang satu ini merupakan pekerjaan rumah yang sangat berat dan sulit. Dibutuhkan kecerdasan spiritual yang luar biasa untuk bisa lulus dari perangkap sistem. Dibutuhkan sebuah keadaran jiwa yang tinggi untuk bisa mengakui kebenaran. Namun walaupun sangat berat dan sulit, segalanya bisa menjadi mungkin tatkala petunjuk dari Sang Maha Pemberi Petunjuk hadir di relung hatinya. Selama dia punya i’tikad yang baik dia akan bisa keluar dari zona nyaman. Selama hubungan vertikal dengan Tuhannya tidak terlalu jauh, maka kenyamanan yang sesungguhnya bisa terealisir.

***

Silabus Karakter B. Inggris

Berikut contoh Silabus yang sudah berkarakter.

Untuk mengunduh silahkan klik link berikut
Unduh

Sharing

Mumpung lagi inget nih,
Berikut adalah beberapa metode/teknik mengajar khusus untuk mapel Bahasa Inggris. Kalo kurang lengkap tolong dilengkapi, atau dilengkapi kali lain :

PPP = Presentation, Practice, Production (cocok untuk mengajar Speaking)
TPR = Total Physical Response (cocok untuk mengajar Speaking)
Three Phase Tecnique : Pre, Whilst, Post Reading Activity ( cocok untuk mengajar Reading)
EGRA = Exposure, Generalization, Reinforcement, Aplication (Dulu untuk mengajar Structure)
PGR = Practice, Generalization, Reinforcement (Dulu untuk mengajar Structure)
TRP = Test, Reinforcement, Production (Dulu untuk mengajar Structure)
4 Steps : BKoF, MoT, JCoT dan ICoT (Suitable for teaching monolog text)

Kirim Artikel

Assalamu'alaikum dan Salam sejahtera buat kita semua
Bagi Anda yang gemar melakukan sharing, sekaligus sebagai ajang mengembangkan bakat menulis, silahkan kirim tulisan Anda berupa, essai, artikel, cerpen, atau apa saja yang bermanfaat bagi sesama. Sialhkan kirim tulisan Anda via email : supandi_mm@yahoo.com
Kebahagiaan sejati adalah ketika kita mampu memberikan sesuatu yang berharga bagi orang lain. Salam suksesMulia dan Terima kasih.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons