Penulis Buku “Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda”, Gramedia Publisher, Jakarta
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), selingkuh memiliki arti tidak berterus terang, tidak jujur, suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri ; curang ; serong. Definisi lain menyebutkan bahwa selingkuh adalah hubungan dengan orang di luar dari ikatan yang kita punya, dan hubungan itu di luar sepengetahuan pasangan kita.
Ada 3 (tiga) macam bentuk selingkuh :
1. Selingkuh dalam hati, artinya mungkin tidak berhubungan secara fisik tapi ada semacam ikatan dalam hati, di luar sepengetahuan pasangan kita.
2. Selingkuh dengan tindakan plus perasaan, maksudnya ada kontak fisik dan perasaan.
3. Selingkuh dengan tindakan tanpa perasaan, ini yang sering terjadi dan paling banyak pelakunya.
Sedangkan menurut psikolog Zainul B Biran, selingkuh yaitu ketika seseorang melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan komitmennya. Seseorang yang berkomitmen setia kepada pasangan hidupnya, ketika ia berbagi hati kepada orang lain di luar pasangannya maka Ia disebut melakukan selingkuh.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah : Bagaimanakah jika selingkuh dilakukan oleh seorang guru? Layakkah jika hal ini dilakukan? Untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya kita kaji terlebih dahulu konteks permasalahannya. Menurut salah seorang assessor (penilai) KTI (Karya Tulis Ilmiah) di LPMP Jawa Tengah, seorang guru yang melakukan kreatifitas menulis diluar KTI berarti Ia telah melakukan selingkuh. Alasannya sederhana; karena ruang lingkup tulisan guru sebaiknya yang berkaitan dengan bidangnya, yaitu yang berkaitan dengan pengembangan profesi guru. Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof. Dr. Tri Harpeni, M.Hum., yang juga seorang assessor KTI dan atau PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Jawa Tengah, beliau mengatakan bahwa hasil karya tulis guru yang mendapat point adalah tulisan yang berkaitan dengan Tupoksinya (Tugas Pokok dan Fungsi).
Tupoksi maupun pengembangan profesi guru yang dimaksud adalah segala bentuk kreatifitas guru yang berkaitan dengan kualitas pembelajaran. Dengan demikian selayaknya bentuk karya tulis guru difokuskan pada Karya Tulis Ilmiah (KTI), sebagai laporan hasil dari penelitian tindakan yang merupakan ujud dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran maupun sebagai upaya menunjang proses pembelajaran di kelas.
Mengacu pada definisi selingkuh yang dikemukakan oleh Zainul B Brian, bahwa seseorang dikatakan selingkuh apabila Ia melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan komitmennya. Titik konsentrasi tulisan guru yang seharusnya menjadi komitmen guru dalam hal melaksanakan pengembangan profesi guru adalah menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang menjadi garapan guru dapat digolongkan menjadi 7 (tujuh) macam, dan ketujuh macam KTI tersebut yang nantinya bisa dinilai dan diberi reward kredit point. Tujuh macam KTI yang dimaksud adalah :
1. Hasil penelitian, pengkajian, survey, dan atau evaluasi di bidang pendidikan.
2. Karya tulis atau makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan.
3. Tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa.
4. Prasarana berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam kegiatan ilmiah.
5. Buku pelajaran atau modul.
6. Diktat pelajaran.
7. Karya penerjemahan buku pelajaran / karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan.
(Prof. Suhardjono ;2009)
Secara substansial, apapun bentuk karya tulis, sisi positif yang bisa kita petik adalah nilai kebermaknaannya. Segala sesuatu yang bermakna adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang ditulis oleh guru akan sangat bermanfaat bagi rekan sesame guru karena KTI merupakan hasil kajian ilmiah. Dengan demikian ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari penulisan karya ilmiah. Pertama, bisa memberikan sharing kepada pembaca atau rekan seprofesi. Kedua, untuk kepentingan kredit point atau syarat kenaikan pangkat ke golongan IV/b.
Berapa besarkah tingkat kesulitan ketika seorang guru akan menulis karya tulis? Satu diantara faktor yang sangat sulit adalah ‘memulai’. Memulai adalah langkah tersulit bagi seseorang yang akan melakukan upaya-upaya kreatifitas tertentu. Apabila gerbang “memulai” terlampaui maka beban kesulitan berikutnya secara signifikan akan terkurangi. Prinsip ini berlaku juga untuk bidang garapan yang lain.
Anda akan memperoleh kekuatan yang luar biasa ketika mampu melampaui langkah “memulai”, bahkan jika Anda mau menulis karya tulis diluar ladang garapan guru (7 jenis KTI). Mengingat guru merupakan source of knowledge (sumber ilmu pengetahuan), manakala seorang guru akan melakukan selingkuh (menulis diluar areal yang menjadi komitmennya), seperti artikel, esai, puisi, cerpen, novel, ataupun buku popular, pintu itu sangat terbuka lebar. So, tunggu apalagi? Let’s start now.
0 komentar:
Posting Komentar