Seorang
perempuan datang kepada konsultan pernikahan, “Suami saya sepertinya sudah
tidak mencintai saya lagi. Dia sering pulang malam. Entahlah, tapi mungkin dia
punya wanita lain. Saya ingin cerai dengannya. Bagaimana pendapat Anda?”
Konsultan
pernikahan berkata, “Mungkin memang itu yang diinginkan suami Anda. Bercerai.
Dia tidak ingin dia yang memintanya jadi dia membuat keadaan agar Anda yang
meminta cerai dan bukan dia. Lalu dia bisa bersama wanita lain itu. Kalau saya
punya cara lain untuk membalasnya, apakah Anda mau?”
Perempuan
itu mengangguk. Dia tertarik dengan apa yang direncanakan konsultan itu.
“Mulai
sekarang, percantik diri Anda lagi. Pergilah ke salon, rawat rambut, kulit, dan
wajah Anda. Jagalah berat badan Anda agar lebih proporsional. Belilah
pakaian-pakaian bagus yang sekiranya bisa membuat suami Anda tertarik kembali
kepada Anda. Bersikaplah baik kepadanya. Semalam apapun dia pulang ke rumah.
Masaklah masakan favoritnya setiap hari. Intinya buat dia jatuh cinta lagi
kepada Anda. Dan jika itu sudah terjadi, ceraikan dia secepatnya. Rencana yang
bagus, bukan?”
Perempuan
itupun setuju dengan saran kosultannya. Selain melakukan semua hal untuk
membuat suaminya menyukainya lagi, dia juga harus memberi laporan perkembangan
rumah tangganya kepada konsultan itu agar rencana bisa berjalan dengan baik.
“Sesuai
rencana, dia mulai pulang lebih awal.” lapor perempuan itu dua minggu kemudian.
“Wah,
itu bagus sekali. Tepat, sesuai dengan rencana kita. Lanjutkan!” kata
konsultan.
Kemudian,
selama dua minggu berikutnya sang suami mulai lebih baik terhadapnya, lebih
lembut, lebih mencintai. Sepertinya rencana itu berjalan sangat lancar.
Tapi
kemudian perempuan itu tidak pernah datang atau melaporkan perkembangan lagi
selama sebulan lebih. Penasaran dengan apa yang terjadi, konsultan menelponnya,
“Apa yang terjadi? Anda belum memberitahu. Apakah dia jadi lebih baik?”
“Dia
sangat baik sekarang.”
“Jadi
dia lebih lembut dan baik kepada Anda?”
“Iya,
benar sekali.”
“Apakah
dia sudah jatuh cinta lagi kepada Anda?’
“Sepertinya
iya, karena dia sangat perhatian kepadaku sekarang.”
“Kalau
begitu ini saat yang tepat untuk membalas dendam Anda kepada suami Anda. Ayo,
ceraikan dia sekarang!”
“Oh,
tidaaak! Jangaaaan! Kami saling mencintai.”
Jadi, apakah rencana mereka berhasil? Bagi si
konsultan, tentu saja sangat berhasil, karena memang itu rencana semulanya,
yakni mempertahankan perkawinan perempuan itu dengan suaminya.
0 komentar:
Posting Komentar